PART 4
Setiap hari
pagi pagi Arsya seperti biasa bersiap siap menuju sekolah mengikuti acara MOS
yang harus di laluinya selama 2 hari lagi. Selama 2 hari itu pula Arsya juga
begitu bersemangat dan menjalani hari harinya dengan baik dan lancar tanpa ada
kendala yang berarti.
Nada dering
Hp Maroon
5 Animals Arsya berbunyi saat ada telepon masuk di Hp nya. Dengan masih
ogah ogah an Arsya melirik sebentar ke layar kaca Hp nya. Dilihatnya tertera
nama seorang sahabatnya Vida yang ternyata meneleponnya pagi ini.
“Halo? Ada
apa Vi?”
“Emm.. Loe
bisa nggak Sya jemput gue? Gue nebeng bentar. Mobil gue lagi nggak waras nih.
Hehe. Boleh ya..??” tanya Vida di seberang sana dengan nada penuh harap.
“Iya deh, gue
kira apaan. Gue susul loe 15 menit lagi lagi. Oke daaahhh..”
“Oke Sya,
makasih yak. Daaahhh..”
Arsya
langsung menutup teleponnya dan cap cus menuju garasi dan mengeluarkan mobil
jazz biru yang baru saja di belikan Ayahnya. Tidak lama kemudian ia mengegas
pelan menuju rumah Vida yang kebetulan memang searah ke sekolahnya.
Beberapa saat
kemudian, Arsya udah sampai di depan gerbang rumah Vida. Tampa Vida yang udah
narsis nunggu Arsya di terasnya.
“Oiy Vi!
Ayuk, nanti kesiangan nih!” teriak Arsya melongok dari jendela mobil.
“Iya iya..”
Vida langsung masuk ke dalam mobil Arsya dan kemudian mobil melaju dengan mulus
ke sekolah mereka.
Sampai di
sekolah, ARsya harus memarkirkan mobilnya di parkiran mobil sekolahnya. Saat
merekabaru saja keluar dari mobil, tanpa sengaja Vida melihat sosok Cowok keren
yang bikin Arsya ogah.
“Eh Sya, itu
kan cowok keren yang waktu MOS itu..” kata Vida dengan menunjuk kea rah cowok
yang dimaksud tadi.
Reflek, Arsya langsung memalingkan
pandangannya ke arah yang di tunjuk Vida. Di lihatnya rupanya cowok itu asyik
bercengkrama dengan teman se hitz nya yang ada 4 orang. Terkadang cowok itu
juga sesekali tertawa renyah menanggapi percakapan dari teman temannya. Lumayan
lama Arsya tanpa sadar memandangi cowok itu diam diam. Merasa dirinya terus
diamati, cowok itu pun gentian melihat Arsya. Arsya tertunduk malu dan langsung
menggeret Vida pergi dari sana.
_______________
“Kenapa tuh
cewek ngliatin gue mulu? Aneh..” pikir Cowok itu sembari melihat 2 pasang cewek
yang pergi dari tempatnya.
“Guys, yuk
masuk kelas. Bentar lagi udah bel tuh!” seru cowok berjambul dan berkulit hitam
manis itu pada teman temannya.
“Yuk!”
Mereka berjalan
santai meninggalkan parkiran menuju kelas, yang ternyata ke empat empatnya juga
sekelas. Tepatnya di kelas IPA X-3 lantai atas.
Tidak lama kemudian bel membunyikan suaranya.
“Teeetttt…!!
Teeetttt…!! Teeetttt…!!”
Semua siswa
yang lagi pada ngegosip, pada bubar berhamburan ke kelasnya masing masing, rame
kayak pasar ayam.
**********
“ Teeett..!!
Teeett..!! Teettt..!!”
Pelajaran
Matematika Bu Klara yang mematikan akhirnya berakhir sudah. 2 jam pelajaran
matematika bagaikan 1 tahun lamanya. Apalagi Arsya yang memang kelemahannya
dalam matematika, udah nggak ngerti sama pelajaran yang di jelaskan Bu Klara.
Kecuali bagi teman temannya yang udah pada jago, mereka fine fine aja.
“Guys, ke
kantin yuk! Laper gue, otak gue di peres abis sama pelajaran Bu Klara.” Ajak
Arsya pada sohib sohibnya, Vida, Reina, Elsa, sama Syifa.
“Yuk! Perut
gue juga udah pada bunyi nih!” sahut Reina. Yang lain pada ngangguk setuju.
Sampai di
depan kantin, udah biasa suasana penuh sesak ramai memenuhi isi kantin yang padahal
udah cukup lebar, masih aja kurang menampung anak anak yang pda kelaperan.
“ Duhh.. kita
udah duduk dimana nih? Mana semua tempat duduk pada penuh semua.” Keluh Syifa
begitu di depan kantin.
“Eh, itu tuh
masih ada kursi yang kosong. Yuk kita samperin aja, sebelum keduluan pantat
orang yang nempatin!” seru Elsa menunjuk bangku pojokan yang masih ada yang
kosong. Lantas mereka segera menuju bangku yang di tunjuk.
“Kalian pada
mesen apa?” Tanya Arsya pada sohib sohibnya begitu mereka berhasil duduk.
“Eemm, gue
semangkok bakso aja sama es jeruk.” Jawab Reina.
“Gue juga
deh.” Sahut Elsa
“Loe apa Vi?”
Tanya Arsya
“Gue sepiring
siomay sama jus alpukat.”
“oke gue juga
sama deh.”
“Trus siapa
dong yang pesen ke Bu kantin?” Tanya Elsa pada mereka.
“Loe!”
serempak mereka bertiga menyuruh Elsa
“Sialan loe
pada!” kesal Elsa yang merasa di perlakuin babu.
“Hahaha..
Udah lah Sa, loe pergi sono. Keburu habis. Haha..” kata Arsya sambil ketawa
lebar. Yang lain juga pada cekikikan.
Elsa hanya
terpaksa menuju bu Kantin memsan pesanan mereka. Melewati kerumunan anak anak
yang udah pada nggak sabaran menahan perut mereka yang keroncongan. Beberapa
lama kemudian, Elsa kembali membawa nampan berisi pesanan mereka. Persis kayak
seorang babu yang melayani majikan majikannya.
“Tolong bawa
ke sini Bibi Elsa..” canda Reina dengan melambaikan tangan pada Elsa
“Loe kira gue
babu loe?!” ketus Elsa kesal.
“Yeeee..
canda kali Sa, hahah.” Tawa mereka membahana di antara keramaian kantin. Dan
kemudian mereka melahap makanannya degan lahap kayak orang kelaperan 3 hari 3
malam.
Nggak lama
kemudian, sosok cowok tinggi, putih, keren plus ganteng datang dari kerumunan
kantin. Banyak kaum hawa yang melihat ke arahnya dan berdecak kagum dengan
pesonanya.
“Eh tuh tuh
cowok yang sering di bicarain sama anak anak perempuan udah dateng. Liat aja
tuh cewek cewek, nggak junior, nggak senior, semua pada terpesona sama
tampilannya.” Bisik Reina ke sohib sohibnya sambil menunjuk kea rah cowok yang
dimaksud itu.
“Mana mana??
Nggak keliatan nih gue.. ketutupan cewek cewek.” Sahut Vida yang antusias
Arsya yang
juga penasaran, juga turut melongok longok mencari cowok yang di maksud Reina.
Beberapa saat kemudian, dia menangkap kembali sosok yang sudah tidak asing di
antara kerumunan cewek cewek. Anehnya, cowok itu hanya bersikap dingin dan
nggak terlalu menanggapi respon para cewek yang nggak henti hentinya kagum sama
pesonanya dia.Nggak heran kalau memang banyak cewek yang pada deketin dia.
Batin Arsya dalam hati membenarkan fakta yang ada di depan matanya itu.
“Nah.. itu
tuh. Pada keliatan kan? Oh iya, namanya Reza Fernandian. Panggilannya Reza.
Gmana? Cakep nggak? Cakep banget lah so pasti.. udah ganteng, pinter, cool
lagi.” Berondong Reina memuji muji cowok itu. Sementara yang lain masih mengamati
cowok itu dari kejauhan. Dari kejauhan aja udah WAW. Apalagi kalau udah deket??
Aisshhhh…
“ Dan denger
denger nih, tuh cowok ternyata anak dari pemilik sekolahan ini!!” seru Reina
yang mengejutkan mereka. Arsya, Vida sama Elsa hanya mlongo mendengar perkataan
Reina barusan. Sontak membuat Vida dan Elsa semakin terkagum kagum dan ikut
ikutan histeris kayak cewek cewek yang lain. Sementara Arsya masih terkejut dan seolah tak percaya
dengan apa yang barusan di katakana Reina. Mengingat ia pernah bersikap yang
nggak semestinya pada anak dari pemilik SMA TAKSAS. Arsya bingung ia harus
berkata apa kalau saja ia bertemu langsung dengan Reza. Bisa bisa dia mati kutu
menahan malu kalau berhadapan dengan
Reza. Aissshhhh…
“Vi, itu kan
cowok yang udah gue katain habis habisan waktu hari pertama MOS..” kata Arsya
pelan tapi sebenernya ada nada kepanikan di dalamnya.
Vida yang
ingat dengan ceritanya Arsya sontak kaget dan tidak percaya. Ya mau gimana
lagi? Orang udah terlanjur kejadiannya. Kalau tau tuh cowo anak pemilik
sekolah, tentunya Arsya juga nggak perlu nglawan dia. Harus tau diri dong! Tapi
ya apa boleh buat. Arsya nya aja juga nggak peduli peduli amat dengan posisi
cowok itu.
“ Wah Sya,
loe harus ati ati ama tuh cowok. Bisa bisa loe dikeluarin dari sekolah ini gara
gara loe ribut ama Reza..” takut Vida.
“Ah, santai
aja kali Vi, sono nya aja yang mulai ribut. Jadi gue nggak salah dong..” elak
Asrya pura pura nggak peduli
“Ya
bagaimanapun juga loe harus bersikap yang agak sopan kek sama tuh anak..” celetuk
Elsa tiba tiba
“Emang dia
presiden apa?” timpal Arsya yang hanya dibalas geleng gelengan kepala dari para
sohibnya.
Nggak lama
kemudian, bel berbunyi. Tanda semua siswa diharuskan memasuki kelasnya masing
masing. Mengikuti pelajaran yang terkadang membosankan hingga jam pulang.
**********
to be continue...
gimana sob... emang nggak waw sih. tapi ya entahlah. moga aja kalian suka. hehe. jangan lupa tinggalkan jejak. jangan jadi silent readers yaa.. 🙏🙏
Komentar
Posting Komentar